Selasa, 29 November 2016

Mari jalin Persahabatan


Bendungan Bangkir


.

Kenapa tak seperti mercusuar

Kenapa tak seperti mercusuar

Menerangi diri sambil beramal
fisiknya mmemberi tanda
sudah dekat, jauh atau tersesat,
dan jalan pulang
di pantaiku
dan perahu layar sesekali mampir ke pulau
sekadar menghargai


Rg Bagus Warsono
Indramayu, Juni 2015

Penyair Mancing 11 Desember 2016

Penyair Mancing 11 Desember 2016
Baca puisi Sekeranjang Ikan di perahu nelayan
dalam
Sehari Bersama Penyair Rg Bagus Warsono
Indramayu





Kalian akan diajak memahami makna hidup ini, bagaimana nelayan mengatasi permasalahannya sendiri dengan sabar membetulkan jaring yang sobek, menambal labung kayu yang bocor, menukar ikannya dengan nasi dan rokok, membayar hutangnya ketika memperoleh hasil , hutang tanpa agunan apa pun, dan solidaritas diantara mereka berbagi ikan.

 Hanya saja nelayan tidak dalam kemapuan industri. Kenyataan ikan mereka dibuat sarden, kulit ikan itu dibuat kerupuk dengan kemasan toko, tulang ikannya , sirip ikannya sampai jeroan lainnya dimanfaatkan orang lain menjadi bahan industri yang sangat menguntungkan. Sedang nelayan hanya gigit jari melihat semua itu.

  Sebaliknya nelayan menjadi sasaran (konsumen) besar produk perusahaan industri benang nilon, tambang plastik, alat tangkap ikan (jaring), mesin perahu, sampai alat komunikasi yang nilainya tidak tanggung-tanggung hingga trilyunan rupiah!

Lalu apa hubungannya nelayan dengan penyair? Nelayan itu kuat dan sangat percaya kepada Yang Maha Kuasa, dalam kontek hidup yang tak pasti. Ikan atau pulang hampa. Dan penyair harus kuat seperti nelayan, yang sama-sama memiliki penghasilan yang tak pasti. Ironisnya justru baru saja karyanya dikritik sudah tidak enak badan. Justru kritik menyehatkan, seperti nelayan telanjang dada di terik matahari di tengah lautan.

Membaca puisi di area terbuka tanpa mikrofun, tanpa tenda, tanpa penonton yang undang, dan tanpa malu di depan lalu lalang orang kesibukan nelayan dan masyarakat memiliki kesan tersendiri. Sebuah pengalaman yang tak dapat dilupakan.

Dalam baca puisi di perahu kayu nanti akan dihadirkan Pembaca Puisi Terbaik yang dimiliki Indramayu O.K Hadini.

Penyair Mancing hanya diikuti 10 Penyair yang diundang. 10 Penyair Pinggiran yang memiliki jiwa sederhana karena kegiatannya sederhana.


Penyair Mancing, hanya kegiatan kecil yang tak berarti-apa-apa, namun demikian pasti sukses, karena aku yang menggarapnya sendiri.

Berangkat Menuju Laut Luas


Anak Seberang Sungai


Anak Seberang Sungai


Anak Seberang Sungai


Anak Seberang Sungai


Tak Ada yang Berdesak

Tak Ada yang Berdesak

Kau saja yang merasa sempit
padahal badanmu kecil kurus
Ini samudra bung !
perahumu boleh berlayar kemana suka
atau ditambat sepanjang pantai
Kau saja yang merasa penat
karna lambung perahumu hanya air
Kau sempit di laut luas.


(rg bagus warsono, 2014)

Biarkan damai

biarkan damai

dihati nelayan
jangan kau perbaiki perahu rusaknya
kau pindahkan rumah di komplek indah
kau servis mesin karatan
kau ganti bendera kumal
atau kau tawarkan air asinku
biarkan damai


Indramayu, Juni 2015

Lengko

Sekali-kali penyair belajar hidup sengsara, agar memahami hidup ini, kemewahan akan berujung kebangkrutan, kau dan aku makan nasi lengko, masakan khas Indramayu, ternyata buatan istriku tetap nomor 1. Sekedar persiapan penyair mancing,

Mangga

Hampir di semua sudut Indramayu ditanam pohon mangga. Maka tak ayal lagi sejak doeloe Indramayu terkenal dengan sebutan Kota Mangga. Namun kini banyak daerah lain di Indonesia dijumpai pohon mangga. Tentu rasa dan aroma buah mangga di luar Indramayu tak se khas rasanya seperti mangga Indramayu. Anda dapat mampir di kota tercinta Indramayu dikala musim buah mangga dan menikmati rasanya yang nikmat itu. Setidaknya sajian ini cukup untuk melepas tenggorokan menjadi segar.

Becak,

Jika Anda ke Indramayu, kini tak seperti doeloe. Jarang ditemui becak. Kini Indramayu bukan lagi kota berjubel becak.
Becak,
Becak berjajar menunggu penumpang, harap rezeki di hari ini, becak cemas hampa, dapur istri hanya air mendidih tanpa beras. Becak melayang, penumpang senang, keringat bercampur bayang sesuap nasi. Becak melaju kencang tanpa penumpang, gemerincing perut lapar , hanya sekilogram beras.Becak menanti , berrebut, dan kadang semrawut, becak digalang truk , dibuang laut. Duhai teman bukankah sama dengan kita makan untuk hidup ,betapa susahnya mendapatkan makan. Beri kesempatan rezeki, teman.
(Rg Bagus Warsono)

Perahu hias di upacara adat Nadran Nelayan Indramayu


Benua dalam petaku adalah air

Benua dalam petaku adalah air

ombak, badai, riak dan percik air
mandiku adalah angin
dingin, topan, dan beliung angin
aku merasa terhuyung didaratmu kawan
biarlah kami hanya di bibir pantai


Rg Bagus Warsono
Indramayu, Juni 2015

Senin, 28 November 2016

Kegiatan Kecil Sastar Bernuansa Alam


Tokoh Kita


Tokoh Kita


Tokoh kita


Tokoh Kita


Tokoh Kita


Tokoh Kita


Bendungan Karet Cimanuk Lama desa Brondong Kec. Pasekan Indramayu


Cimanuk Lama desa Brondong


sehari bersama penyair Rg Bagus Warsono

Dalam sehari bersama penyair Rg Bagus Warsono sambil membaca puisi Sekeranjang Ikan di Penyair Mancing 11-12 Desember 2016 sambil lihat-lihat aktifitas nelayan , seperti sajakku ini :
Lautmu lautku juga lautNya
Kau cari tuna
aku menjaring teri
kau jual tuna
aku beri teri tepung
atau dijemur kering
lautmu lautku juga
kau masak ‘gombyang tuna
aku bikin teri ‘sambalgoreng
lautmu lautku juga
Kita melaut
di lautNya

Karang Song Tempat Penyair Mancing

Di tempat dimana banyak kapal kayu rusak di situ banyak ikan.
Kita mancing bareng sambil baca puisi Sekeranjang Ikan. Seluruh pembaca puisi akan diunggah di youtube oleh kamerawan profesional.
hanya :10 penyair tua muda yang memiliki jiwa sederhana (karena tempat nya sangat sederhana/darurat) mendapat kehormatan diundang
dalam acara :
Penyair Mancing 11 Desember 2016
Baca puisi Sekeranjang Ikan di perahu nelayan
dalam
Sehari Bersama Penyair Rg Bagus Warsono
Indramayu

Kehidupan Nelayan

Hanya saja nelayan tidak dalam kemapuan industri. Kenyataan ikan mereka dibuat sarden, kulit ikan itu dibuat kerupuk dengan kemasan toko, tulang ikannya , sirip ikannya sampai jeroan lainnya dimanfaatkan orang lain menjadi bahan industri yang sangat menguntungkan. Sedang nelayan hanya gigit jari melihat semua itu.
 Sebaliknya nelayan menjadi sasaran (konsumen) besar produk perusahaan industri benang nilon, tambang plastik, alat tangkap ikan (jaring), mesin perahu, sampai alat komunikasi yang nilainya tidak tanggung-tanggung hingga trilyunan rupiah!

Arti kegiatan penyair mancing

Kalian akan diajak memahami makna hidup ini, bagaimana nelayan mengatasi permasalahannya sendiri dengan sabar membetulkan jaring yang sobek, menambal labung kayu yang bocor, menukar ikannya dengan nasi dan rokok, membayar hutangnya ketika memperoleh hasil , hutang tanpa agunan apa pun, dan solidaritas diantara mereka berbagi ikan.

Lalu apa hubungannya nelayan dengan penyair?

Lalu apa hubungannya nelayan dengan penyair? Nelayan itu kuat dan sangat percaya kepada Yang Maha Kuasa, dalam kontek hidup yang tak pasti. Ikan atau pulang hampa. Dan penyair harus kuat seperti nelayan, yang sama-sama memiliki penghasilan yang tak pasti. Ironisnya justru baru saja karyanya dikritik sudah tidak enak badan. Justru kritik menyehatkan, seperti nelayan telanjang dada di terik matahari di tengah lautan.

Rencana berikutnya

Suatu saat nanti penyair, akan diajak ke pulau Biawak , pulau yang berada kurang lebih 40km dari pantai Indramayu. Di pulau itu terdapat mersusuar tertua di Indonesia yang dibangun Belanda tahun 1700-an. Dan yang lebih aneh lagi di pulau itu terdapat banyak biawak. Pulau itu kini menjadi objek wisata. Sangat cocok untuk penyair baca puisi. Jika baca puisi di pulau ini tentu yang mendengarkan adalah biawak-biawak penghuni pulau ini.

Penyair Mancing hanya kegiatan refresing

Penyair Mancing hanya kegiatan refresing penyair khusus sahabatku, Ingin rasanya mengajak semua sahabat tetapi keterbatasanku itu takut membuat kecewa tamu. Tetapi secara bergiliran akan ada waktunya untuk bertemu.

Nusantara itu luas

Nusantara itu luas namun kadang sempit oleh hati yang sempit. Karena tidak mengenal lautmu yang menjaga nusantaramu. Bahari yang luas beratus nama laut dan selat, teluk dan semenanjung. Tetapi juga tak sebatas mengenal peta, ternyata laut juga sahabat kita. Nelayan nusantara yang gagah perkasa. Penulis suguhkan bagian dalamnya laut, ditengah lautan, dan diantara sahabat nelayan.

Penyair Mancing adalah

Penyair Mancing adalah kegiatan kecil, keinginan agar puisi-puisiku dalam antologi Sekeranjang Ikan dibaca oleh penyair hebat, aku memilih 10 penyair yang memiliki jiwa sederhana. Maklumlah gubuk reot sangarku tak dapat menampung banyak penyair, Beruntung ada sahabat memberi 5 kamar untuk menginap. Jadilah ide kecil ini dapat dilaksanakan. Mungkin satu dua penyair lain akan bertambah pada mendekati pelaksanaan. Kalau mau tidur bersama di gubuk sanggarku.

Filosofi nelayan

Filosofi nelayan
Perahu beraneka ukuran dan warna, alat tangkap ikan bermacam cara , laut begitu luas, kayuh, mesin tempel atau perahu bermesin ganda, sama saja, semua pulang membawa ikan.
Sebuah filsofi nelayan: tak ada yang berebut di harta Allah. Begitu pula penyair/penulis , kita masing-masing, semua membawa rezekinya sendiri , begitu luas harta Allah.

pegiat puisi bisa bergabung di Penyair Mancing 11

Yang bisa dijangkau pulang pergi dengan sepeda motor, pegiat puisi bisa bergabung di Penyair Mancing 11 Desember 2016, misalnya sekitar wilayah III cirebon, Indramayu, kuningan Majalengka dan Subang juga Brebes.

Pintu slalu terbuka

Pintu slalu terbuka bagi sahabat baik di gubug Sanggar Sastra Meronte Jaring di Cidhayu Indramayu.

silaturahmi kecil di sanggar kecil

Kita mulai dari kegiatan kecil, sebuah pertemuan kecil, kegiatan sastra bertema alam Pertemuan Kecil Penyair Mancing, silaturahmi kecil di sanggar kecil olehku penyair kecil.

Penyair Mancing 11 Desember 2016



Penyair Mancing 11 Desember 2016
Baca puisi Sekeranjang Ikan di perahu nelayan
dalam
Sehari Bersama Penyair Rg Bagus Warsono
Indramayu